Peran Media Massa dalam Representasi Feminis || Kajian Kontemporer Bidang Pendidikan & Pelatihan

0 Comments



Pada kajian Kontemporer kali ini kita membahas tentang Feminisme, Feminisme adalah serangkaian gerakan sosial, gerakan politik, dan ideologi yang memiliki tujuan memperjuangkan hak-hak wanita dengan menetapkan kesetaraan pada aspek politik, ekonomi, pribadi, dan sosial dari dua jenis kelamin.

Gerakan Feminisme tumbuh dari munculnya rasa cemas, keresahan dan keinginan untuk merubah situasi yang ada. Gerakan feminisme memproyeksikan sebuah visi masyarakat yang adil, setara, sejahtera, dan demokratis. Dimana nilai kemanusiaan dijunjung tinggi.

Dalam konteks Mikro, Feminisme membantu individu menyadari adanya 
konstruksi sosial yang hadir dari budaya patriarki yang berkontribusi banyak terhadap pemikiran masyarakat tentang perempuan.

Media massa secara tidak langsung berperan dalam mendefinisikan realitas bias gender dalam masyarakat. Media massa memang bukan yang melahirkan ketidaksetaraan gender, namun media massa dapat memperkokoh, melestarikan, bahkan memperburuk ketidakadilan terhadap perempuan dalam masyarakat.

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai mahasiswa, kita bisa melihat contoh konstruksi sosial dan peran media massa dalam mendefinisikan realitas bias gender. Misalnya, dalam lingkungan kampus, seringkali terdapat asumsi atau stereotip tentang peran gender dalam bidang studi tertentu. Misalnya, terdapat stereotip bahwa jurusan teknik atau ilmu komputer lebih cocok untuk pria, sementara jurusan seperti pendidikan atau keperawatan lebih cocok untuk wanita. Asumsi semacam ini dapat mempengaruhi pilihan karier mahasiswa, meskipun sebenarnya tidak ada hubungan intrinsik antara jenis kelamin dan keahlian dalam suatu bidang studi.

Selain itu, media massa juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat tentang gender. Contohnya, dalam iklan atau program televisi, seringkali terdapat representasi stereotip tentang perempuan dan laki-laki. Perempuan sering digambarkan sebagai objek seksual atau hanya memiliki peran rumah tangga, sementara laki-laki sering digambarkan sebagai pahlawan yang tangguh dan dominan. Pemahaman semacam ini dapat menguatkan budaya patriarki dan memperkuat ketidaksetaraan gender dalam masyarakat.

Dengan memahami konstruksi sosial dan peran media massa dalam pembentukan realitas bias gender, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang membantu mengubah stereotip dan ketidaksetaraan gender dalam lingkungan kampus dan masyarakat secara lebih luas. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidikan, advokasi, dan partisipasi dalam gerakan feminis atau aktivisme gender lainnya.



Salam Sipakatau, Sipakainge, Sipakamase
_______________________________________________________

📌Media Sosial HIPMI PARE KOM. UNM dikelola oleh Bidang Informasi dan Komunikasi HIPMI PARE KOM.UNM Periode 2023-2024

---------------------------------------------------------

📌SOSIAL MEDIA

Facebook : HIPMIPare. UNM
Youtube : HIPMI PARE KOM. UNM
BLOG : hipmiparekomunm.blogspot.com
Twitter : @HPkom_unm
Instagram : @hipmiparekomunm

hipmipareunm

Kritik dan Saran.

0 Comments: